Selasa, 11 Agustus 2009

IPTEK VOICE : Alat Deteksi Jantung Buatan BPPT

IPTEK VOICE : Alat Deteksi Jantung Buatan BPPT
Selasa,11 Agustus 2009 14:33

Fenomena kematian akibat serangan jantung koroner diwaktu fajar atau dini hari sudah sering terdengar, agar tidak terjadi mereka yang beresiko tinggi hendaknya rajin memeriksa jantung walaupun tidak terasa ada keluhan, obat dan gerak badan bisa mengurangi faktor resiko terkena penyakit jantung koroner dan berusahalah untuk menghentikan aktifitas mental yang berat saat menjelang fajar. Elektrokardiograf (EKG) merupakan sebuah instrument medis yang digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi seputar kerja jantung manusia yang di buat oleh BPPT, untuk lebih jelasnya Dr. Pratondo Busono menyampaikan dalam program radio Kementerian Negara Riset dan Teknologi, IPTEK VOICE yang disiarkan oleh Bahana 101.8 FM, Selasa 11 Agustus 2009 pada pukul 08.00-08.45.
Pratondo mengatakan pembuatan KardioLis adalah elektrocardiograf berbasis personal komputer yang dikembangkan BPPT sudah kurang lebih 3 tahun. Versi pertama yang dikembangkan adalah, elektrokardiograf 3 lead dan 5-lead tahapan berikutnya 12-lead. Keunggulan dari EKG ini adalah dilengkapi dengan perangkat lunak interpretasi, murah, dilengkapi dengan perangkat lunak advance digital signal processing, mudah dirawat. Aplikasi dari EKG adalah di puskesmas, rumah sakit, klinik dll.

Pratondo menjelaskan mekanisme sederhana dari alat ini adalah mengukur potensial listrik sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh jantung. Potensial listrik tersebut dihasilkan oleh beberapa sel pemicu denyut jantung yang dapat merubah sistem kelistrikan jantung. Perbedaan potensial tersebut kemudian divisualisasikan sebagai sinyal pada layar monitor atau pada kertas perekam. Sinyal ini sering digunakan oleh dokter untuk mendeteksi kondisi jantung seorang pasien. Sinyal yang dihasilkan oleh EKG pada umumnya merupakan sinyal domain waktu dalam kertas rekaman yang disebut Elektrokardiogram.

Pratondo menjelaskan bahwa elektrokardiogram ini sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi jantung pasien, sehingga menjadikan alat ini sebagai peralatan standar bagi semua rumah sakit. Kebanyakan elektrokardiograf yang digunakan dirumah sakit - rumah sakit masih diimpor sehingga ketergantungan kepada pihak luar negeri sangat besar. Estimasi kebutuhan EKG pertahun diperkirakan berskisar 1000 unit untuk rumah sakit seluruh Indonesia. sudah diujicobakan di sub bagian unit kardiologi di RSCM dan alat ini juga sudah di coba oleh beberapa orang, sampai saat ini sosialisasi menyebarkan alat ini bekerjasama dengan rumah sakit besar di seluruh Indonesia, baru kemudian akan bekerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit kecil ujarnya menutup pembicaraan.

Sahabat Iptek...simak terus informasi Iptek yang menarik dan berguna lainnya dari narasumber pakar dibidangnya, setiap selasa s/d jum'at pukul 08.00-08.45 WIB di Bahana 101.8 FM. IPTEK VOICE "The Sound of Science". (rgp,dn/adpdki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar