Selasa, 11 Agustus 2009

Pendayagunaan Produk Bahan Alami dalam Mengatasi kanker

Pendayagunaan Produk Bahan Alami dalam Mengatasi kanker
Selasa,11 Agustus 2009 14:15

Obat-obat tradisional belakangan ini semakin disukai di negara-negara maju karena lebih aman serta tidak ada efek samping seperti obat sintetik dan antibiotik. Kecenderungan masyarakat kembali memakai bahan alami dikenal sebagai “gelombang hijau baru” (New Green Wave), gerakan ini berupaya menggunakan kembali obat-obatan tradisional yang ramuannya dari bahan alami yang di dapat di alam.

Dalam rangka melakukan review terhadap kemajuan iptek di bidang obat alami, BPPT bekerjasama dengan Perhimpunan Peneliti Bahan Alam (PERHIPBA), RS Kanker Dharmais dan Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD) menyelenggarakan Simposium Penelitian Obat Alami XIV pada 11-12 Agustus 2009 di Gedung BPPPT II. Review difokuskan pada perkembangan dan kemajuan penelitian dalam upaya pendayagunaan produk alami dalam mengatasi kanker.

Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman hadir sebagai keynote speaker, mengangkat tema “Kebijakan Riset dan Teknologi dalam mengakselerasi Penerapan Hasil-hasil Penelitian Bahan Alam untuk memperkuat Industri Farmasi Nasional”. Kusmayanto Kadiman menyampaikan bahwa Jamu di Indonesia berkontribusi sekitar 10.000 Triliun per tahun. Selanjutnya Kusmayanto Kadiman mengatakan bahwa ada 3 hal yang sangat berperan besar dalam penyakit kanker dan saling beradu pengaruh yaitu faktor physic, chemistry and emotion. Pendayagunaan produk bahan alami dalam mengatasi kanker mencakup pencarian produk-produk dari bahan alam dan bagaimana cara mengatasi kanker.

Dalam laporannya, Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika-BPPT, Rifatul Widjhati selaku penanggung jawab kegiatan menyampaikan Simposium ini bertujuan untuk mengekplorasi konsep-konsep ilmiah penanganan kanker melalui pemanfaatan produk alami; dan untuk mendapatkan informasi potensi pasar produk alami khususnya untuk penyakit kanker; serta memberikan masukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan pendayagunaan produk bahan alami dalam sistem pelayanan kesehatan ditinjau dari aspek riset, penerapan, kelembagaan dan kebijakan. Lebih dari 300 peserta dari berbagai institusi penelitian, perguruan tinggi, klinisi dan kalangan industri (PT. SOHO Industri Farmasi, RS Kanker Dharmais, RS Dr. Soetomo dan PT Indofarma Tbk) hadir dalam Simposium ini, sekitar 130 paper ilmiah akan dipresentasikan mencakup bioteknologi, teknologi farmasi, farmakologi ekperimental, fitokimia, analisis dan standarisasi pengembangan proses produksi, kimia alam laut, mikrobiologi serta biologi molekular

Simposium dibuka oleh Kepala BPPT, Marzan Iskandar dengan kata pembuka, bahwa pengembangan obat sintetik sudah sangat dikuasai oleh industri farmasia global, bahkan sudah mulai digarap oleh negara-negara Asia seperti Cina dan India, maka disadari perlunya diciptakan sistem kemitraaan hulu ke hilir utnuk industri herbal dengan diawali dengan penyediaan bibit unggul tanaman obat melalui teknologi breeding yang diikuti dengan teknologi budidaya dengan sistem precision farming untuk mendapatkan tanaman dengan kualitas dan hasil prima,

Simposium dihadiri oleh Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika-BPPT, Rifatul Widjhati, Kepala BPPT, Marzan Iskandar, Schnleders dari DAAD serta para stakeholder lainnya. (humasristek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar