Selasa, 11 Agustus 2009

Teknologi Penangkal Teror Bom

Teknologi Penangkal Teror Bom
Kamis,30 Juli 2009 10:11
Hari Purwanto
Asdep Urusan Program Riptek Unggulan & Strategis, Deputi Bidang Program Riptek

Akankah teror peledakan bom akan terjadi lagi di Indonesia? Pertanyaan wajar tersebut tetap menghantui kita semua. Karena terbukti ternyata setelah empat tahun rasa aman tentram dari teror bom, tiba-tiba Jakarta "kecolongan" lagi dengan teror ledakan bom dengan korban cukup memilukan di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton Jumat (17/07) pagi. Terorisme kembali berhasil mengoyak rasa aman dan ketenangan masyarakat dengan adanya rasa khawatir, rasa takut akan bahaya bom ketika berada di tempat salah di saat yang salah.

Apakah tidak ada teknologi yang dapat membantu memberhentikan aksi biadab tersebut? Agar masa mendatang aksi teror serupa tidak terulang kembali untuk kesekian kalinya. Jawabannya tentu saja ada. Hanya apakah teknologi tersebut dapat dikuasai dan termanfaatkan, sebelum bom meledak kembali. Selama ini tanggung jawab memindai dini menemu-kenali sumber ancaman bom berada dalam tugas intelejen Polri, namun sebenarnya para ilmuwan, peneliti, ahli teknologi sebagai elemen masyarakat, yang termasuk golongan elit terlatih di bidang iptek, juga harus terpanggil ikut serta bertanggung jawab secara tidak langsung. Paling tidak, terus berupaya mencari inovasi teknologi pemindai bom maupun bagian atau material yang memungkinkan dapat diproses dan dirakit menjadi bom.

Memindai Bahan Kimia

Hampir semua telah diketahui bahwa bom adalah terdiri dari campuran bahan kimia tertentu yang apabila diberi pemicu (detonator), yang biasanya berupa rangkaian listrik dan batere, dapat menyebabkan reaksi kimia yang menghasilkan ledakan. Tekanan dan panas serta apabila dicampur dengan benda logam dapat menjadi senjata yang mematikan. Selama ini, informasi pasca peledakan bom, selalu terjejaki residu (sisa) unsur kimia, untuk bom berjenis low-explosive (berdaya ledak rendah), terendus bahan sulphur, potasium khlorat, dan aluminium. Jenis bahan kimia tersebut memang jenis yang tidak dapat dipindai oleh alat pemindai logam (metal detector), sebagaimana saat ini banyak dimanfaatkan petugas keamanan. Kecuali bahan aluminium apabila dalam jumlah banyak.

Alat pemindai saat ini seperti banyak dimanfaatkan di tempat-tempat strategis seperti bandara, tempat VVIP, hotel berbintang, instalasi vital lainnya, adalah metal detector dan pemindai x-ray. Alat-alat tersebut ada keunggulan dan kelemahannya. Namun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terus maju dengan adanya penemuan alat pemindai double x-ray yang mempunyai keunggulan menghasilkan pemindaian lebih teliti dan lebih baik dalam memindai berbagai jenis material yang tersimpan dalam bungkusan, tas, mobil, kontainer, sampai hal yang kecil seperti memindai isi yang disimpan dalam sepatu.

Pengembangan terbaru dalam pemindaian memanfaatkan x-ray adalah dengan memanfaatkan hamburan pantul dari sinar x-ray yang dinamakan back-scattered x-­ray. Teknologi ini dapat memindai segala isi dari materi yang berada dalam ruang tertutup dari satu sisi pemindai. Contoh penerapan diantaranya untuk memindai dan mengetahui berbagai peralatan yang dibawa oleh orang perorangan tanpa harus melakukan penggeledahan. Untuk ukuran yang lebih besar yang dapat memindai berbagai jenis benda termasuk manusia dan hewan yang berada dalam mobil tertutup (box maupun kontainer) tanpa harus membuka dan memberhentikan kendaraan tersangka.

Mobil pemindai tersebut yang dilengkapi dengan alat pemindai back-scattered x-ray dapat melakukan pengamatan dan penyelidikan dengan cukup merapat sambil tetap melaju disamping mobil tersangka. Dalam operasi pemindaian ini dapat diperoleh dengan cepat hasil gambar berbagai jenis material, manusia, hewan yang berada didalam mobil tertutup tersebut, tanpa diketahui oleh yang bersangkutan.

Robot Penjinak Bom

Robot penjinak bom adalah peralatan yang dapat dikemudikan dari jarak jauh oleh petugas operator. Robot dilengkapi peralatan seperti kamera untuk keperluan navigasi robot, pengamatan sangkaan bom, dan membantu dalam melakukan proses penjinakan detonator ataupun peledakan terhadap benda sangkaan bom. Robot penjinak bom sangat membantu bagi anggota Polri dalam melakukan tugas penjinakan bom, karena risiko cacat dan gugur akibat bom meledak dapat dihilangkan. Saat ini robot penjinak bom sudah dioperasikan oleh satuan Gegana Brimob Polri.

Beberapa purwarupa (prototype) robot penjinak bom pengembangan para ilmuwan dan peneliti Indonesia sudah dihasilkan oleh DR Endra Pintowarno dari Politeknik Elektro Negeri Surabaya dan DR Estiko dari Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik Telimek LIPI Bandung, selanjutnya akan dikembangkan prototype industri yang siap melayani tugas Polri dalam penjinakan bom.

Manfaatkan Kelebihan Indera Hewan

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa hewan anjing mempunyai kemampuan lebih dalam memindai melalui indera penciumannya. Untuk mendapatkan anjing berkualifikasi tersebut, diperlukan latihan-latihan tertentu hingga dapat diandalkan dalam memindai dan melacak keberadaan bahan kimia yang berdaya ledak maupun berbagai jenis narkoba. Satuan satwa hewan pelacak ini berada dibawah komando Sub Direktorat Satwa Mabes Polri. Diperoleh informasi bahwa saat ini telah dilakukan penelitian pemanfaatan indera hewan lebah madu untuk dapat memindai bahan kimia tertentu yang dikategorikan bahan berbahaya dan beresiko tinggi untuk dijadikan bahan peledak maupun jenis narkoba. Keberhasilan pemanfaatan hewan lebah madu untuk pemindaian bom ini dilakukan para ilmuwan Laboratonum Nasional Los Alamos USA.

Pemindai Bahan Nuklir

Mantan KaBIN AM Hendropriyono dalam pernyataannya di Yogyakarta, Sabtu (25/7) mengatakan bahwa perlu peningkatan kewaspadaan dan pengetahuan teknologi terkait bentuk terorisme semakin berkembang. Bisa jadi suatu saat nanti akan teror bom jenis low-explosive berubah menjadi teror nuklir. Ini tentu sesuatu hal yang tidak mustahil. Dan menjadi sangat menakutkan apabila hal tesebut terjadi tanpa ada kekuatan yang dapat menangkal dan mencegah. Tantangan tersebut menjadi hal yang nyata bagi para ahli teknologi nuklir, meski peredaran dan pemanfaatan bahan nuklir untuk kepentingan kesehatan, industri sangat ketat peraturannya, termasuk alat yang memanfaatkan radiasi x-ray, gama-ray diwajibkan untuk dilaporkan dan selalu diawasi oleh Badan Pengawas Nuklir Nasional (Bapeten) melalui prosedur ketetapan standar keamanan.

Ilmuwan ahli peneliti utama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Jogjakarta, Prof Sardjono, sedang melakukan inovasi pengembangan teknologi alat pemindai material nuklir, yang dapat juga dimanfaatkan untuk memindai berbagai material kimia seperti narkoba, bom. Cara kerja dari alat tersebut adalah dengan memanfaatkan teknologi neutron radiografi. Dengan ukuran yang sedang dan dioperasikan secara manual on-off maka alat pemindai neutron radiografi dapat dibuat sangat kecil yang dapat dibawa secara aman oleh seorang petugas penyelidik. (Indo Pos, 30 Juli 2009/ humasristek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar