Selasa, 11 Agustus 2009

Malapetaka Dunia Pendidikan di Indonesia

Malapetaka Dunia Pendidikan di Indonesia

Saturday, July 25th, 2009 No Commented
Under: Lain-lain


Kualitas pendidikan merupakan salah satu tolak ukur kemajuan sebuah bangsa.Apabila kualitas pendidikannya bagus maka bagus pula lah kemajuan bangsa itu.Hal inilah yang mengilhami bangsa kita untuk memajukan pendidikan di negara ini.Salah satu kebijakan untuk mewujudkannya adalah dengan menyelenggarakan ujian nasional bagi siswa SD,SMP,dan SMA.Namun,kecurangan dalam pelaksanaannya maupun buruknya sarana dan prasarana masih banyak ditemukan.Hal ini bertentangan dengan tujuan pendidikan Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.Sebaliknya hal ini merupakan suatu pembodohan yang menodai

Pemerintah memang baru–baru ini menggalakkan program-program yang ditujukan untuk memajukan pendidikan bangsa. Standar kelulusan kita memang masih di bawah negara-negara tetangga kita.Oleh karena itu pemerintah memberlakukan berbagai kebijakan .Berbagai kebijakan ini dilakukan agar kualitas pendidikan tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Salah satu kebijakan itu adalah menyelenggarakan ujian nasional.

Ujian nasional atau unas ditujukan untuk membuat siswa lebih giat belajar.Hal ini memang cukup efektif untuk membuat siswa lebih giat belajar.Pemerintah juga menaikkan batas nilai rata-rata hampir setiap tahun.Hal ini tentu saja memberi rasa khawatir dan memacu siswa agar lebih giat belajar.Pemerintah mengharapkan dengan adanya unas ini kualitas pendidikan di Indonesia akan meningkat.

Namun realitanya banyak ditemukan kasus-kasus kecurangan yang terjadi banyak daerah.Bahkan oknum guru yang menjadi tim sukses unas agar siswa-siswinya dapat lulus.Kecurangan ini bukan hanya bertujuan meluluskan peserta didik namun juga meningkatkan citra suatu daerah.Bahkan pernah terjadi di Garut bupati mengancam akan memutasi kepala sekolah yang presentase kelulusan peserta didiknya di bawah 95%(Republika, 17 Mei 2006) .Hal ini menunjukkan unas juga merupakan alat untuk mencapai kepentingan politik sebuah daerah.

Para guru bukannya tidak mengetahui risiko atas apa yang dilakukannya, tapi nurani mereka berontak. Selama empat kali pelaksanaan ujian nasional, harus diam dan terus membodohi diri sendiri hanya untuk memuaskan kepentingan segelintir orang. Mereka yang mengetahui mengenai seluk-beluk mengenai murid,tetapi kemudian pemerintah yang memutuskan siapa yang berhak dan tidak berhak lulus.Masalah tersebut jelas menggambarkan rendahnya kadar kepercayaan pemerintah terhadap guru.

Hal ini menunjukkan bahwa kita gagal untuk memajukan kualitas pendidikan bahkan memperburuk kualitas pendidikan kita.Tujuan pendidikan yang menciptakan manusia cerdas dan kreatif yang mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi telah dinodai demi kepuasan segelintir orang.Hal ini mematikan kretivitas peserta didik dan semangat belajar yang dimiliki siswa.Mereka dipaksa untuk menggunakan porsi belajar hanya untuk pelajaran yang akan diujikan oleh pemerintah.Hal ini menyebabkan siswa melupakan pelajaran lain yang dianggap tidak penting karena tidak diujikan

Apabila masalah ini tidak kunjung selesai maka kita akan memproduksi generasi yang memiliki sifat malas,mental korup,dan tidak mau bekerja keras.Tentu kita tidak ingin itu terjadi,bagaimanapun juga generasi muda kita akan menjadi generasi penerus bangsa ini.Maka tidak salah kalau kita disebut sebagai “bangsa yang gagal” dalam hal pendidikan.Padahal pendidikan merupakan salah satu pilar untuk memutus mata rantai kemiskinan.

Pendidikan yang gagal berpotensi menghasilkan politisi-politisi yang malas dan bermental korup.Mungkin inilah yang menyebabkan banyak koruptor di Indonesia.Sikap acuh dan tidak peduli di tengah masyarakat menjadi pupuk berkembangnya masalah ini.Bila kita terus berdiam diri melihat kenyataan ini maka kehancuran bangsa ini tinggal menunggu waktu.

Selain masalah unas juga terdapat masalah pada sarana dan prasarana penunjang sekolah.Sering kita dengar sekolah yang ambruk hingga melukai siswanyang sedang belajar di sekolah.Hal ini patut menjadi perhatian kita.Bagaimana mungkin melaksanakan kegiatan belajar mengajar dilakukan tanpa sarana dan prasarana.Murid akan terganggu belajarnya karena takut gedung sekolahnya rubuh.Pihak sekolah tentu tidak diam,mereka telah mengadukan masalah ini ke pemerintah daerah setempat.

Seharusnya hal tersebut tidak terjadi apabila pemerintah daerah tersebut merespon baik keluhan tersebut.Namun realitanya,seolah pemerintah daerah acuh terhadap masalah ini.Pemerintah pusat telah menganggarkan 20% APBN untuk dunia pendidikan.Dana itu seharusnya cukup untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang rusak tersebut.Namun,sekolah-sekolah tersebut urung diperbaiki.

Namun yang tak kalah penting adalah peserta didik itu sendiri.Karena bagaimanapun juga peserta didik lah yang menjalani proses belajar.Kemauan serta kerja keras untuk meraih cita-cita yang diinginkan harus ditanamkan di dalam hati para peserta didik.Menjunjung tinggi kejujuran perlu ditanamkan sebagai pedoman siswa dalam menghadapi segala situasi karena kejujuran merupakan salah satu kunci keberhasilan.Dorongan dan dukungan dari orang tua juga sangat dibutuhkan untuk memompa semangat belajar siswa.Semangat dan kerja keras merupakan modal yang di butuhkan bagi siswa untuk meraih cita-citanya

Perlu kesadaran dari seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi masalah dunia pendidikan di Indonesia. Kesadaran akan pendidikan merupakan hal yang penting bukan hanya untuk masa depan siswa namun juga demi masa depan bangsa.Semangat menjunjung tinggi kejujuran juga perlu ditumbuhkan bukan hanya untuk siswa melainkan juga untuk semuanya. Apabila seluruh masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan dan mau menjunjung tinggi kejujuran ,saya yakin negara ini akan maju.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar