Selasa, 11 Agustus 2009

Menciptakan Hubungan Harmonis antara Masyarakat Desa dan Komunitas Iptek

Menciptakan Hubungan Harmonis antara Masyarakat Desa dan Komunitas Iptek
Jumat,17 Juli 2009 09:19
Dadit Herdikiagung
Asisten Deputi Pengembangan Budaya Iptek,
Deputi Bidang Dinamika Masyarakat

Kementerian Negara Riset dan Teknologi memfokuskan program MMBI (Membangun Masyarakat Berbudaya Iptek) pada masyarakat di sekitar kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong. Di kawasan ini kegiatan MMBI diarahkan untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis, bersifat simbiosis mutualistis antara komunitas Puspiptek dan masyarakat desa sekitarnya.

Penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui kegiatan praktik relatif lebih mudah diterima di masyarakat untuk dikembangkan sebagai ketrampilan. Adanya perpaduan antara penguasaan iptek di lembaga litbang dengan aplikasi kebutuhan iptek di masyarakat merupakan faktor penting dalam membangun masyarakat berbudaya iptek.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mempunyai peran penting dalam mencapai kemandirian, daya saing dan peradaban bangsa. Kemajuan iptek tersebut tidak saja diperoleh dari luar melalui proses 'technology transfer', melainkan juga dari dalam negeri, adanya 'local wisdom' maupun kreativitas dan inovasi bangsa Indonesia sendiri. Namun sayangnya dalam pengalamannya, kemajuan iptek selama ini masih bersumber dari luar, sehingga menimbulkan ketidakharmonisan dan ketergantungan yang merugikan dalam upaya memajukan masa depan yang lebih adil, sejahtera, aman dan demokratis. Untuk memecahkan ini, Kementerian Negara Riset dan Teknologi mengembangkan program Membangun Masyarakat Berbudaya Iptek (MMBI).

Untuk mewujudkan program MMBI diperlukan beberapa langkah tahapan. Pertama, melakukan kegiatan penelitian kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Kegiatan tersebut mencakup: rapid assesment atau survei untuk mengukur kondisi dan potensi awal kemampuan iptek di masyarakat. Kedua, melakukan diskusi interaktif dengan masyarakat dalam rangka penyamaan pemahaman dan pendekatan dalam pelaksanaan kegiatan, khususnya melalui focus group discussion (FGD). Ketiga, untuk mendukung pengembangan wawasan pemikiran mengenai arti pentingnya iptek bagi kehidupan sehari-hari, dilakukan pula penerbitan bahan-bahan bacaan.

Penting dicatat di sini, dalam pelaksanaannya upaya ini seringkali menemui kendala, terutama kemajemukan masyarakat, kapasitas dan kapabilitas penguasaan dan pemanfaatan iptek yang berbeda. Sebagian masyarakat lebih membutuhkan teknologi informasi untuk mengembangkan usaha pelayanan dan jasa, namun sebagian masyarakat memerlukan pelatihan vocational, seperti perbengkelan, pengembangan tanaman hias.

Kementerian Negara Riset dan Teknologi memulai program MMBI pada tahun 2006 diawali dengan pemetaan kondisi dan potensi budaya iptek di seluruh daerah. Sejak tahun 2007, program difokuskan pada masyarakat di sekitar kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong. Di kawasan ini kegiatan MMBI diarahkan untuk menciptakan hubungan yang lebih harmonis, bersifat simbiosis mutualistis antara komunitas Puspiptek dengan masyarakat desa sekitarnya. Kegiatan difokuskan pada enam desa yang ada di sekitar kawasan Puspiptek Serpong, yaitu Pabuaran, Pengasinan, Kademangan, Kranggan, Setu, dan Muncul.

Kemudian melalui workshop, temuwicara dan diskusi dengan masyarakat diidentifikasikan adanya tiga pilar dalam pengembangan budaya iptek di masyarakat, mencakup dukungan iptek terhadap peningkatan kegiatan moral spiritual, peningkatan produktivitas dan kreativitas masyarakat, dan pengembangan lembaga-lembaga pendukungnya.

Pemilihan prioritas pilar yang akan dikembangkan ditentukan oleh partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat sejak pengambilan keputusan sampai pemanfaatan hasil-hasilnya merupakan faktor yang menentukan keberhasilan program ini. Tanpa dukungan maupun partisipasi masyarakat, program dan kegiatan MMBI tidak akan mencapai keberhasilan atau bahkan terhenti di tengah jalan. Oleh karena itu kegiatan yang dikembangkan harus berbasis kebutuhan masyarakat, agar advokasi dan sosialisasi hasil-hasil litbang dapat diterima dengan baik. Hasil litbang akan mendapatkan dukungan dan partisipasi masyarakat, serta dirasakan manfaatnya bagi masyarakat, yang pada gilirannya akan memberikan citra positif masyarakat, tidak saja terhadap pentingnya penguasaan iptek melainkan juga memahami keberadaan Puspiptek maupun lembaga atau pusat-pusat penelitian lainnya.

Hasil kegiatan MMBI di Kawasan Puspiptek Serpong selama ini, antara lain dalam peningkatan kualitas SDM terlatih di bidang perbengkelan, tanaman hias, peternakan kambing dan ikan. Dalam pelatihan tanaman hias, misalnya, dikenalkan teknik perbanyakan tanaman dengan metode in vitro, sehingga didapatkan bibit tanaman jauh lebih banyak dari perbanyakan vegetatif melalui cangkok, setek, maupun tempel.

Kelompok petani, dan karang taruna setempat juga mendapatkan pelatihan perbanyakan tanaman secara ex vitro, pengenalan teknik tertentu agar tanaman tumbuh dan berkembang lebih baik. Pelatihan di bidang perbengkelan, peserta memperoleh pengetahuan praktis mengenai pemeriksaan, pembongkaran, dan pemasangan suku cadang sepeda motor; penyetelan mesin; sistem rem, dan; listrik.

Peserta secara lebih mudah mempelajari penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui berbagai kegiatan praktek. Proses ini relatif lebih mudah diterima untuk dikembangkan sebagai keterampilan. Perpaduan antara penguasaan iptek di lembaga litbang dengan aplikasi kebutuhan iptek di masyarakat ini merupakan faktor penting membangun budaya iptek. Selain itu, kegiatan ini juga meningkatkan peran kelembagaan masyarakat setempat, seperti kelompok tani tanaman hias, koperasi, maupun ibu-ibu PKK.

Kegiatan MMBI ini berjalan dengan baik tentu saja bukan karena upaya Kementerian Negara Riset dan Teknologi sendiri, melainkan juga adanya kerjasama yang baik dengan pemerintah daerah setempat. Selain itu dukungan aparat kecamatan dan kelurahan; pusat-pusat penelitian yang berada di Puspiptek; Balai Latihan Kerja Dinas Tenaga Kerja Kab. Tangerang; Karang Taruna; PKK; dan lembaga-lembaga lainnya juga sangat membantu keberhasilan program ini. Pentingnya kerjasama ini, selain untuk mendukung kebijakan pemerintah daerah setempat, juga untuk mendapat dukungan dan partisipasi berbagai pihak serta menjamin keberlanjutan (sustainability) program dan kegiatan yang akan dikembangkan.

Lembaga penelitian pemerintah lainnya, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga berupaya menumbuhkan minat pada kegiatan ilmiah bagi remaja. Secara berkala diadakan Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR), dan berbagai pertemuan ilmiah remaja, seperti Perkemahan Ilmiah remaja (PIRN), Pemilihan Peneliti Muda Indonesia, Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia, Temu Ilmiah Peneliti Muda Indonesia, Remaja dan Robotika, serta Pelatihan Penelitian bagi Mahasiswa Pecinta Alam.

Badan Tenaga Nuklir (BATAN) juga menyelenggarakan kegiatan Nuclear Creative dan gelar teknologi nuklir sebagai upaya mendorong minat remaja terhadap iptek nuklir. Kegiatan ini mencakup pula lomba cerdas cermat di tingkat SLTP dan SLTA; lomba pidato dan penulisan artikel tentang iptek nuklir; dan kunjungan ke fasilitas litbang BATAN.

Sebagai upaya menguasai teknologi roket, dan sekaligus memberikan informasi mengenai teknologi roket untuk kepentingan masyarakat, LAPAN mengadakan Lomba Muatan (payload) Roket Tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap teknologi dirgantara. Pengenalan teknologi roket ini sekaligus meningkatkan budaya kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam merancang, membuat, merakit, sampai menguji muatan roket.

Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP IPTEK) juga menyelenggarakan Lomba Roket Air (Water Rocket Competition) tingkat SLTP. Lomba ini merupakan media pembelajaran prinsip-prinsip dasar aeronautika. Roket terbuat dari botol air plastik dengan penambahan sirip dan nosel, dimodifikasi sesuai kebutuhan dengan tenaga pendorong berupa air dan udara. Roket diluncurkan dengan menggunakan mekanisme alat bantu launcher (alat peluncur).

Memperhatikan upaya-upaya di atas dapat dikatakan kegiatan MMBI merupakan salah satu bentuk community development berbasis pengembangan iptek. Melalui program ini dikembangkan budaya iptek berbasiskan kebutuhan iptek di masyarakat yang dipadukan dengan penguasaan iptek di berbagai lembaga litbang. Peningkatan keterampilan yang dibarengi pengembangan kelembagaan setempat diharapkan dapat menumbuhkan kemandirian ekonomi, sekaligus peningkatan penguasaan dan pemanfaatan iptek. (Majalah Bisnis & CSR, Vol. 2, Mei-Juni 2009/ humasristek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar